Minggu, 01 Januari 2017

PERAWATAN KELUARGA



Hasil gambar untuk penyajian makan si sakit pmr


PMR




Perawatan Keluarga






Dasar Perawatan Keluarga



a. Mengapa Diperlukan PK?

Pada umumnya mereka yang sakit senang bila ia berada di rumah di tangah keluarga daripada berbaring di RS dan dirawat oleh orang yang belum dikenal.
Demi untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya transportasi.
Dirawat oleh orang lain di sebuah kamar dapat mempengaruhi keadaan si sakit sehingga mempengaruhi penyembuhannya.
Untuk meningkatkan kemandirian orang sakit dan keluargnya secara optimal.

b. Siapa Yang Melakukan PK?


Pada dasarnya siapa saja dapat melakukan tugas PK asal sebelumnya diberi pengetahuan (berupa pendidikan PK) dan dilatih secukupnya.

Sejak tahun 1950 PMI telah menyelenggarakan pendidikan latihan PK.

c. Sifat pribadi yang tepat untuk menerima pendidikan PK adalah:


Mempunyai sifat kasih sayang yang tulus.

Menaruh minat dan memiliki rasa kemanusiaan yang dalam.
Ingin belajar dan berbakat dalam bidang perawatan.

d. Sikap dan Perilaku yang perlu dimiliki oleh pelaku PK


Berperikemanusiaan yang jelas tampak dan sikap kesediaan untuk menolong yang akan memberi kesan tetang kepribadiannya.

Bertanggungjawab, sifat ini harus tampak dari segala tindakan pelaku pk yang senantiasa berpedoman pada apa yang ia telah pelajari antara lain tidak akan melakukan tindakan yang merugikan si sakit maupun angggota keluraga yang lain.
Selalu mengutamakan kebutuhan si sakit.
Selalu bersikap terbuka terhadap tindakan yang akan dilakukan terhadap si sakit sera menerangkan/mendidik kelurga lain misalnya bagaimana hidup sehat

e. prinsip kerja seorang pelaku PK


Sikap yang baik seorang pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang kepribadian.

Menunjukkan memampuan kerja denga tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
Mempunyai sikap yang ramah, selalu tersenyum, bersedia untuk mendengar dan mampu untuk menenangkan si sakit.
Berpirlah sebelum bertindak/bekerja.
Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan si sakit, tetapi perlu juga memperhatikan diri sendiri.
Catat selalu hasil pengamatan dan perawatan yang telah diberi secara pendek, lengkap dan jelas.
Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit.
Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/petugas kesehatan dan jangan keliru memberi obat.
Jika dianggap perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas/RS diperlukan persiapan antara lain pakaian bersih dan alat toilet si sakit dan kemungkinan harus dihubungi petugas yang mengurus angkutan/ambulans.
Bila ada sesuatu yang perlu dirahasiakan janganlah disampaikan langsung si sakit.

f. peralatan yang diperlukan


Perawatan yang dilakukan di rumah membutuhkan peralatan. Kita tidak boleh memaksakan untuk membeli peralatan seperti yang ada di RS. Dengan peralatan yang ada dan sederhana dapatlah kita menolong si sakit dengan cukup memuaskan.

Perlengkapan kamar tidur.
Tempat penyimpanan obat-obatan.

g. Penerapan


Sebagai individu : Perlu mempersiapkan diri agar mampu dan mau melakukan PK untuk siapa saja yang membutuhkan.

Sebagai anggota masyarakat : Menjelaskan kepada anggota masyarakat pentingnya PK. Dapat juga mengordinir disediakannya peralatan PK agar masyarakat sekitar dapat menggunakan secara bersama.
Di lingkungan organisasi PMI : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan pelayanan sosialnya PMI misalnya untuk panti jompo.
Pada saat bencana : Turut berpartisipasi pada Tim PK PMI dalam kegiatan di tempat penampungan sementara/pengungsian.

Kesehatan Dasar Keluarga


a. Kebersihan Diri


Kebersihan diri merupakan factor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat.

Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum.
Cara menjaga kebersihan diri :

Mandi setiap hari secara teratur

Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, sesudah buang air besar atau buang air kecil.
Kuku digunting pendek dan bersih.
Kaki perlu dirawat dengan baik dan teratur.
Sikat gigi setiap habis makan.
Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan sabun, dijemur dan disetrika.


b. Kebersihan lingkungan


Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan bersih, dan sehat sehingga dapat mencegah penularan penyakit

Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan anatara 3 mata rantai, yaitu: sumber penyakit, perantara penyakit dan orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit.
Usaha meningkatkan kebersihan lingkungan dapat dilakukan bersama masyarakat dengan mengusahakan untuk memutuskan hubungan mata rantai tersebut agar tidak akan terjadi penularan.
Kebersihan lingkungan dapat dicapai dengan:

Rumah harus sehat dan terpelihara.

Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau ditempat anak bermain terutama hewan yang berkutu
Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah ditempatnya
Jaga kebersihan sumber air, MCK dan lingkungannya
Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah
Air limbah usahakan lancer alirannya.


Pelaksanaan Perawatan





 
Merawat orang sakit di rumah

a. Mencuci Tangan








 

1. Suatu keharusan bagi setiap perawat termasuk pelaku PK yang dilakukan:

Sebelum dan sesudah merawat orang sakit

Sebelum menyiapkan makanan dan minuman
Sesudah memegang barang-barang kotor dan memegang binatang
Sesudah buang air besar (b.a.b) atau buang air kecil (b.a.k)


2. Tujuan


Membersihkan tangan dari segala kotoran

Menjaga kesehatan pelaku
Mencegah penularan penyakit
Melatih suatu kebiasaan yang baik


b. Memakai Celemek

Celemek adalah bentuk pakaian untuk menutup pakaian pelaku PK waktu menolong merawat si sakit, tanpa mengganggu gerak si pelaku.

Tujuan:


Melindungi pakaian pelaku dari kotoran

Mencegah penularan penyakit

Mengukur Suhu





a. Mengukur suhu

Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Menurut skalanya ada 2 macam, yaitu: termometer celcius (lazim dipakai di Indonesia) dan termometer Fahrenheit (lazim dipakai di Amerika)



1. Bagian dari termometer


Tabung gas panjang, berbentuk persegi gepeng bundar atau persegi

Pipa gelas tempat turun naik air raksa
Skala yang menunjukkan derajat suhu
Reservoir tempat air raksa


2. Tujuan


Mengetahui suhu badan si sakit

Mengetahui adanya kelainan pada tubuh
Mengetahui perkembangan penyakit
Sebagai salah satu penyokong dalam membantu dokter dalam menentukan diagnosa


3. Tempat dan cara pengukuran suhu


3.1. Ketiak




 


Cuci tangan

Siapkan termometer
Beritahu si sakit
Keringkan ketiak dengan handuk/waslap
Tempatkan pangkal termometer di tengah ketiak di minta si sakit menjepitnya 10-15 menit, tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer
Setelah 10-15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai di mana naiknya air raksa dan dicatat.
Termometer dibersihkan, lalu disimpan
Cuci tangan

3.2. Dubur




 

Pengukuran suhu di dubur dilakukan:

- Pada bayi, anak, orang sakit parah


- Pada keadaan tertentu, misalnya:patah lengan,bagian ketiak di balut


- Atas petunjuk dokter


Pengukuran suhu di dibibir tidak boleh dilakukan pada:


- Orang sakit yang luka pada daerah dubur


- Orang sakit yang berpenyakit kelamin


Pelaksanaan :


Cuci tangan

Siapkan termometer dan minyak kelapa/vaselin
Beritahu si sakit
Miringkan si sakit,bebaskan pakaian yang menutupi bokong
Kaki yang sebelah atas ditekuk kearah perut
Oleskan pangkal termometer dengan minyak kela[a/vaselin untuk memudahkan memasukkan ke dalam anus. Hati-hati bila ada wasir
Pisahkan bokong si sakit agar dubur terlihat, lalu pangkal termometer di masukkan
Pegang termometer selama berada dalam anus selama 3 menit
Keluarka termometer, baca dan catat di buku catatan harian
Termometer dibersihkan lalu disimpan
Cuci tangan

3.3. Mulut




Dilakukan pada orang sakit bila pada kedua tempat di atas tidak memungkinkan pemasangan thermometer.

Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada:

- Orang sakit yang tidak sadar atau gelisah


- Orang yang berpenyakit milit,batuk pilek atau sesak nafas


- Bayi/anak yang masih kecil


Pelaksanaan :


Cuci tangan

Siapkan termometer
Beritahu si sakit
Si sakit diminta untuk membuka mulut
Letakkan pangkal termometer di bawah lidah agak ke samping, di minta si sakit untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung
Setelah 3 menit keluarkan termometer, baca dan catat di buku catatan harian
Termometer dibersihkan lalu disimpan
Cuci tangan

Menghitung Denyut Nadi



Pemeriksaan Denyut Nadi



SISTEM KARDIOVASKULAR



Pada pemeriksaan denyut nadi yang menjadi perhatian adalah intensitas, jumlah denyut dalam 1 menit, irama, dan berikan perhatian lebih jika ada nyeri tekan pembuluh darah, lekukan, ataupun terabanya nodul. Ada pendapat yang menyebutkan bahwa dengan palpasi denyut nadi dapat menentukan tekanan darah, tetapi hal ini tidak dianjurkan. Tekanan darah lebih baik ditentukan menggunakan sphygmomanometer.



Relasi : Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah




POSISI JARI SAAT PEMERIKSAAN NADI

Persiapan Pemeriksaan Denyut Nadi



Pasien harus diperiksa di ruangan yang terang dan hangat. Pada lingkungan yang dingin, dapat terjadi vasokonstriksi perifer sehingga mengurangi denyut nadi perifer.

Tempat pemeriksaan (tempat tidur) posisinya diatur dengan sedemikian rupa agar cukup leluasa dalam pemeriksaan pasien dari kedua sisi.


Skala


Intensitas



0


tidak ada denyut yang teraba



+1


denyut samar, tapi denyut telah terdeteksi



+2


intensitas denyut sedikit kurang dari normal



+3


Normal



+4


denyut melompat



Intensitas denyut nadi




Pemeriksa harus waspada terhadap kemungkinan bahwa denyut yang terasa mungkin saja denyutan di ujung jari sendiri



Hal ini dapat dihilangkan dengan membandingkan denyut tersebut untuk dengan denyut arteri radial sendiri atau disamakan dengan auskultasi suara jantung pasien. Juga, tidak disarankan untuk menggunakan ibu jari pada pemeriksaan palpasi denyut nadi. Dikarenakan jika menggunaan ibu jari, lebih sering yang terasa adalah denyut nadi pemeriksaan sendiri. Selain itu, ibu jari umumnya kurang diskriminatif dalam membedakan sensasi dibanding dengan jari-jari lain.



Tahapan Pemeriksaan Denyut Nadi

Pemeriksa mencuci tangan terlebih dahulu
Pemeriksa memperkenalkan diri dan meminta persetujuan dari pasien dengan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
Mintalah bantuan perawat untuk membuka baju dan celana pasien, memposisikan pAsien di tempat tidur dan menyelimutinya.
Selanjutnya melakukan inspeksi awal untuk menetukan lokasi denyut yang akan diperiksa.
Di sini, pemeriksa dapat melihat kenaikan dan penurunan kulit dengan setiap denyut. Terutama jika terang cahaya ditujukan tangensial di permukaan kulit.



ILUSTRASI PERJALAN ARTERI DI EKSTRIMITAS BAWAH YANG DAPAT DIRABA

Pemeriksaan Denyut Arteri Brakialis



Untuk menguji arteri brakialis pada lengan kanan, pemeriksa menopang lengan pasien dengan tangan kirinya.Posisi lengan atas pasien abduksi, siku sedikit tertekuk dan lengan bawah diputar keluar (eksternal rotation). Pemeriksa dapat memulai meraba denyut nadi pada anteior siku, sepanjang perjalanan arteri yaitu di medial ada tendon biceps dan lateral dengan epikondilus humerus medialis.




Pada pemeriksaan lengan kiri, posisi tangan pemeriksa harus ditukar, tangan kanan menopang lengan pasien dangan pemeriksaan dilakukan dengan tangan kiri




PERABAAN DENYUT ARTERI BRAKIALIS

Pemeriksaan Denyut Arteri Radialis



Untuk arteri radialis, lengan bawah pasien harus ditopang di salah satu tangan pemeriksa dan tangan yang lain digunakan untuk meraba pada sepanjang aspek radialvolar di pergelangan tangan pasien. Hasil terbaik didapat dengan menekuk jari di distal radius, dari area punggung ke arah aspek volar. Dengan ujung jari yang pertama, kedua, dan jari ketiga longitudinal dari posisi arteri.




PERABAAN DENYUT ARTERI RADIALIS

Pemeriksaan Denyut Aorta Abdominalis



Aorta abdominalis merupakan struktur retroperitoneal yang berada di perut bagian atas. Dan dapat teraba dengan menerapkan tekanan kuat oleh jari-jari rata dan rapat dari kedua tangan untuk menekan epigastrium ke kolom vertebral.



Pada pemeriksaan ini, penting untuk memastikan otot-otot perut pasien benar-benar dalam keadaan santai; relaksasi tersebut dapat dicapai dengan menekukan pinggul dan dengan meletakan bantal untuk mendukung kepala. Pada pasien yang sangat gemuk atau pada mereka dengan otot perut besar,mungkin mustahil untuk mendeteksi denyut aorta. Denyut aorta abdominalis dapat dideteksi dengan auskultasi pada aorta dan sepanjang kedua pembuluh iliac di kuadran perut bagian bawah.



Relasi : Dasar Pemeriksaan Abdomen




UNTUK DAPAT MERASAKAN DENYUT AORTA ABDOMINALIS HARUS MENGGUNAKAN PALPASI DALAM

Pemeriksaan Denyut Arteri Femoralis



Umumnya Arteri femoralis dari bawah ligamen inguinal naik ke atas di paha atas pada sepertiga jarak dari pubis ke tulang iliaka superior anterior.

Posisi terbaik dengan pemeriksa berdiri di sisi ipsilateral pasien dan ujung jari tangan menekan kuat ke pangkal paha.



Auskultasi juga harus dilakukan di daerah arteri femoralis




PEMERIKSAAN DENYUT ARTERI FEMORALIS MEMERLUKAN TEKANAN KUAT

Pemeriksaan Denyut Arteri Poplitea



Arteri poplitea secara vertikal melalui bagian dalam dari ruang poplitea. Mungkin sulit atau tidak mungkin untuk melakukan palpasi pada individu obesitas atau sangat berotot. Umumnya denyut dari arteri ini dapat diraba dengan pasien dalam posisi terlentang dan tangan pemeriksa mengelilingi dan menopang lutut dari setiap sisi. Denyut terdeteksi dengan menekan dalam ke ruang poplitea dengan ibu jari menopang di atas.




RELAKSASI OTOT PENTING UNTUK PEMERIKSAAN DENYUT ARTERI POPLITEA

Pemeriksaan Denyut Arteri Tibialis Posterior



Arteri tibialis posterior terletak sedikit posterior dari maleolus medial. Hal ini dapat dirasakan dengan melengkungkan jari-jari tangan pemeriksa di sekitar anterior pergelangan kaki. Ibu jari diterapkan di sisi berlawanan. Posisi menggenggam dapat memberikan stabilitas. Obesitas atau edema dapat mencegah deteksi denyut nadi.




POSISI MENGGENGGAM DALAM PEMERIKSAAN ARTERI TIBIALIS POSTERIOR

Pemeriksaan Denyut Arteri Dorsalis Pedis



Arteri dorsalis pedis diperiksa dengan pasien dalam posisi berbaring dan pergelangan kaki santai. Pemeriksa berdiri di kaki meja periksa dan menempatkan jari melintang di dorsum kaki dekat pergelangan kaki. Arteri biasanya terletak di dekat pusat sumbu panjang kaki, lateral dari tendon hallucis ekstensor.




ARTERI DOSALIS PEDIS TERLETAK DI LATERAL DARI TENDON HALLUCIS EKSTENSOR



sumber :http://dokudok.com/ketrampilan-klinis/pemeriksaan-denyut-nadi/




Menghitung denyut nadi adalah sama penting dengan mengukur suhu. Denyut nadi menjadi lebih cepat bila berada dalam ketakutan, gelisah, demam dan sesudah gerak badan.


a. Denyut nadi dapat diraba pada :


Leher

Bagian muka telinga
Dekat ujung tulang selangkang
Sisi dalam dari lengan atas
Lipatan paha
Pergelangan tangan
Denyut bayi sampai umur 1 tahun dapat diraba di ubun-ubun


b. Tujuan mengukur denyut nadi


Mengetahui keadaan umum si sakit

Mengetahui keadaan jantung
Mengikuti perkembangan jalannya penyakit
Membantu menentukan diagnosa

c. Jumlah denyut nadi rata-rata permenit


Bayi baru lahir : + 130 - 160

Bayi : + 110 - 130
Anak umur 4-7 tahun : + 80 - 120
Anak umur lebih 7 tahun : + 80 - 90
Pria dewasa : + 60 - 80
Wanita lebih banyak antara 10-15 denyutan.

Umumnya kecepatan denyut nadi meningkat bila suhu badan meningkat. Tiap kenaikan suhu 1 derajat C, denyut nadi akan bertambah 10-15 denyutan.


d. Pelaksanaan


Cuci tangan

Beritahu si sakit
Si sakit duduk atau berbaring, lengan dikendurkan dengan ibu jari di sebelah atas. Cari nadinya dengan 3 jari si pelaku dipergelangan tangan si sakit kea rah ibu jari si sakit diantara urat-urat
Hitung denyut nadi selama ½ menit, hasilnya dikalikan 2 dan dicatat dalam buku catatan harian




Menghitung Pernafasan

Satu kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas dan 1 kali mengeluarkan nafas



a. Tujuan menghitung pernafasan :


Membantu menentukan diagnosa

Mengetahui keadaan umum si sakit

b. Pelaksanaan


Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi. Jangan diberitahu si sakit akan dihitung pernafasannya dengan pergelangan si sakit tetap dipegang seolah-olah masih menghitung denyut nadi

Diperhatikan apakah kedua sisi dada bergerak seirama, apakah terlihat adanya kesukaran dalam bernafas
Hitung pernafasan selama ½ menit dan hasilnya dikali 2, catat dalam buku catatan harian

c. Jumlah pernafasan permenit


Bayi baru lahir : 30-60

Anak umur 1 tahun : 25-30
Anak umur 2 tahun : 20-25
Anak umur 15 tahun : 18 -20
Pria dewasa : 16-18
Wanita dewasa : 18-20

d . Perbandingan jumlah pernafasan dengan denyut nadi adalah 1: 4



7. Penataan Tempat Tidur Orang Sakit





 

a. Maksud dan tujuan


Mempercepat penyembuhan

Mencegah penyakit bertambah parah
Memperkecil bahaya penularan

b. Syarat tempat tidur si sakit


Panjang tempat tidur harus sepadan dengan panjang badan si sakit

Ditempatkan pada bagian kamar yang tak banyak kena hembusan angin
Terhindar dari cahaya yang menyilaukan, bau yang merangsang dan keributan
Barang tenun (seprei,sarung bantal dsab) hendaknya diganti paling sedikit 2 kali seminggu, kecuali bila basah atau kotor maka harus segera diganti.


c. Peralatan


Tempat tidur + kasur + bantal

Kain seprei + sarung bantal
Kain perlak + kain alas perlak
Selimut

Perawatan Sehari-hari di Rumah


1. Menolong si sakit B.A.B / B.A.K di atas tempat tidur





 

Di Indonesia biasanya orang sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke kamar kecil untuk B.A.B / B.A.K. sebenarnya hal ini tidak dibenarkan karena si sakit membuang tenaga yang ia perlukan untuk melawan penyakitnya. Perlu diketahui, bahwa antara orang sakit pria dan wanita cara menolongnya berbeda.

Wanita : alat kelamin bagian luar dan dalam dihubungkan oleh sebuah saluran yang sangat pendek jaraknya, sehingga sangat mudah terkena infeksi. Untuk b.a.b dan b.a.k menggunakan sebuah tempat yang disebut pasu najis.
Pria : untuk b.a.b dan b.a.k dapat hanya menggunakan sebuah labuh kemih, semacam botol.

a. Peralatan

Pasu najis beserta tutupnya
Labu kemih untuk pria
Bamboo/botol berisi air
Kertas toilet
Alas bokong (perlak beserta alasnya)
Bel
Bangku kecil untuk pasu najis
Handuk, sabun, bedak
Air untuk mencuci bokong

2. Menyeka / memandikan si sakit di tempat tidur

 
a. Tujuan

Memberikan perasaan enak dan segar kepada si sakit
Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya
Membantu memperlancar peredaran darah
Melatih otot-otot secara aktif dan pasif
Mencegah terjadinya lecet

b. Peralatan

2 baskom (untuk menyabun + membilas)
Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember + gayung
2 waslap + 2 handuk besar
1 ember yang agak besar untuk menampung air
Sabun mandi dalam tempatnya, talk dan kamfer spiritus,alat bersolek, alat cukur dan sisir
Pakaian si sakit yang bersih
Tempat/keranjang untuk pakaian kotor
Bila perlu disediakan lbu kemih dan pasu najis, botol berisi air untuk cebok

3. Mencuci rambut si sakit di tempat tidur

 
a. Tujuan

Memberikan perasaan segar dan senang kepada si sakit
Menghilangkan kotoran yang melekat pada kepala si sakit
Agar rambut tetap bersih, rapi dan terpelihara

b. Peralatan :

Baki yang berisi sisir, 1 handuk, 1 waslap, shampo, alas(handuk + perlak
Talak plastik yang dapat diganti dengan pelepah pisang/sebuah perlak yang digulung
Ember berisi air hangat kuku, gayung bermulut lancip/kobokan
Ember kosong
Kain pel
Cadangan air panas dalam cerek dan air dingin dalam ember
Alat pengering rambut atau kipas

Merubah Posisi Tidur Orang Sakit

Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk , berbalik, merubah posisi tidurnya, mengangkatnya, menolong turun / naik tempat tidur dengan cara teratur.

Merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang sangat penting, karena dapat menghindari :

Bahaya lecet pada tubuh
Ketegangan pada sendi-sendi
Bahaya timbulnya cacat
Memperbaiki peredaran darah

a. Meminggirkan atau menengahkan si sakit

Meminggirkan adalah menggeser si sakit dari tengah ke pinggir tempat tidur, sedangkan menengahkan adalah menggeser si sakit dari pinggir ke tengah tempat tidur.

b. Memiringkan si sakit

Memiringkan adalah membentuk posisi si sakit menjadiposisi miring.

Untuk memiringkan si sakit ke kanan, maka dilakukan dari arah saebaliknya/berlawanan. Begitu juga jika memiringkan posisi si sakit dari arah kiri.

c. Memindahkan si sakit

Bila sakit seorang dewasa yang gemuk, maka untuk mengangkatnya sebaiknya dilakukan berdua atau bertiga. Jangan coba melakukan sendiri, karena akibatnya mungkin si sakit merasa lebih sakit atau mungkn terjatuh.

d. Menolong si sakit turun dari tempat tidur, berjalan ke kursi dan kembali ke tempat tidur. Bila si sakit yang telah berbaring lama di atas tempat tidur mulai sembuh, maka dokter akan memerintahkan agar ia didudukkan. Mula-mula duduk dipinggir tempat tidur dengan kaki yang diayun-ayunkan, kemudia di atas kursi dalam ruangan si sakit. Peristiwa ini merupakan hal yang menggembirakan bagi si sakit, sehingga ia akan memberikan bantuaanya. Tetapi si sakit kecewa bila mulai duduk atau berjalan, merasa psing, kaki berat dan lemas. Oleh sebab itu, hal ini perlu dilakukan secara bertahap.

Peralatan

Kursi yang memakai sandaran untuk lengan
Bantal untuk menopang punggungnya
Selimut
Sandal yang ringan
Bila perlu dingklik/kursi pendek dan bel

Penyajian Makanan dan Pemberian Obat

 
a. Penyajian makanan kepada pasien


Makanan berguna untuk memberikan zat-zat makanan yang cukup utnuk memelihara kesehatan, memulihkannya bila sakit, menghasilkan tenaga untuk melaksanakan berbagai kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta raga.

b. Cara menyajikan makanan

Makanan disajikan di atas sebuah baki yang berisi alas supaya rapi. Di atas baki ada piring, sendok dan garpu, gelas yang berisi air minm dengan tatakan dan tutupnya dan serbet/lap.
Cocokkan makanan sesuai dengan pantangan, rasa disesuaikan denga selera sejauh tidak bertentangan dengan pantangan.
Makanan dijaga agar tidak dihinggapi lalat
Piring jangan di isi penuh, karena dapat mengurangi selera makan si sakit.
Sayuran dan lauk pauk diletakkan terpisah dalam piring kecil diatur secara baik dengan sedikit variasi.
Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat.
Waktu makan ditentukan
Agar menarik diberi jambangan kecil dan diberi bunga, kepada anak-anak diberi mainan.
Bila dapat makan sendiri, digunakan meja kecil yang diberi alas
Selesai makan, baki dan isinya diangkat dan dibawah keluar kamar.

c Beberapa jenis makanan khusus

Makanan lunak untuk orang panas atau sakit mulut/tenggorokan
Makanan untuk orang diare
Makanan rendah lemak untuk orang sakit kuning
Makanan rendah garam untuk orang sakit busung/uderma
Makanan tanpa gula untuk orang sakit kencing manis

Pemberian Obat Kepada Orang sakit

a. Tujuan

Mempercepat penyembuhan
Mengurangi penderitaan


b. Bentuk obat

Pil
Tablet
Kapsul
Salep
Obat cair
Puyer/serbuk


c. Etiket/label

Biasanya diletakkan pada botol, dus, kantong plastik, dsb yang memberi petunjuk tentang pemakain obat
Warna etiket :

1) Etiket putih : merupakan obat dalam (untuk diminum)


2) Etiket biru : merupakan obat luar (tidak boleh ditelan)


3) Etiket hitam dan biasanya bergambar tengkorak: merupakan obat berbahaya (obat keras atau racun)

Perawatan Bayi

a. Kondisi bayi

Nadi : Kurang lebih 140 denyutan permenit pada waktu lahir
Pernafasan : Kurang lebih 33 – 40 gerakan permenit
B.a.b : 3 – 4 kali dalam waktu 24 jam pada bulan pertama. Warnanya hitam dan agak lengket, akan berubah menjadi lembek kekuning-kuningan bila si bayi mulai menetek
Berat badan : Seorang bayi rata-rata mempunyai berat badan sekitar 3 kg waktu lahir. Dalam waktu beberapa hari ia akan kehilangan berat sampai 300 gram, tapi dalam waktu 2 minggu diharapkan berat badannya akan kembali seperti pada waktu dilahirkan.
Kulit : Pada waktu lahir, biasanya kulit bayi diliputi lemak putih kekuning-kuningan, warna kulitnya merah muda
Penglihatan : Baru mampu pada awal bulan ke 2
Pendengaran : Baru mampu pada awal bulan ke 4
Tidur : Pada bulan pertama bayi tidur 18 – 22 jam sehari, kalau basah atau haus/lapar ia akan bangun dan menangis

b. Makanan

Makanan yang terbaik adalah ASI yang akan membuat bayi tumbuh baik dan sehat. Bila ASI kurang, maka dokter akan menambah dengan susu buatan yang cocok

c. Pemeriksaan

Pada usia 2 minggu bayi sebaiknya dibawa ke dokter atau bidan untuk diperiksa berat badannya dan apakah keadaan pusarnya baik. Juga untuk menerima nasihat mengenai pertumbuhan bayi, kekebalan dan makanan tambahan.

d. Memandikan Bayi


 

Di daerah panas bayi dimandikan pagi dan sore, di daerah pegunungan cukup sekali sehari misalnya sore saja. Sebaiknya waktu mandi ditentukan, agar tidak seorangpun dapat mengganggu pelaksanaan tugas ini.
Peralatan

Satu buah handuk
Dua buah waslap
Ember / baskom berisi air hangat kuku
Pakaian untuk ganti
Sabun
Bedak
Alkohol, iodinepovidon dan kasa untuk komprse (untuk bayi yang belum lepas tali pusarnya


sumber : http://fadlaiteshi.blogspot.co.id/2013/10/perawatan-keluarga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar